Sabtu, 13 Oktober 2012

Pelajar dan rokok


PELAJAR DAN ROKOK
Problem degradasi moral akhir-akhir ini menjangkiti sebagian generasi muda yang notabene sebagai kaum terpelajar. Gejala kemerosotan moral antara lain diindikasikan dengan merebaknya kasus penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, kriminalitas, kekerasan, dan aneka perilaku kurang terpuji lainnya. Di lain pihak, tak sedikit dari generasi muda yang gagal menampilkan akhlak terpuji (akhlaq mahmudah) sesuai harapan orang tua. Kesopanan, sifat-sifat ramah, tenggang rasa, rendah hati, suka menolong, solidaritas dan sebagainya yang merupakan jatidiri bangsa berabad-abad seolah-olah kurang begitu melekat secara kuat dalam diri mereka .
Diantara yang paling sering dilanggar kaum pelajar di sebagian besar sekolah-sekolah adalah perbuatan merokok. Bahkan, merokok seolah sudah menjadi sebuah trend anak sekolah. Hasil survei oleh Global Youth Tobacco Survey (GYTS) menyatakan bahwa kebiasaan merokok pada anak usia 12-15 yang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Indonesia tahun 2006 menunjukkan lebih dari sepertiga (37,3 %) siswa pernah merokok .
Pelaksanaan larangan merokok tentu saja bervariasi wujudnya pada banyak sekolah. Ada sekolah yang melaksanakan dengan serius dan penuh tanggung jawab, dan ada pula yang menerapkannya penuh pura-pura dan sekedar basa-basi. Namun demikian, Sekolah yang sangat peduli dengan kualitas pendidikan, tentunya tidak mengenal basa basi dalam menegakkan disiplin dan wibawa sekolah.
Sepuluh atau dua puluh tahun yang silam jumlah produksi rokok tentu saja tidak sebanyak yang sekarang. Namun kini produksi rokok sudah amat mengkhawatirkan dari sudut jumlah rokok dan jumlah merek rokok itu sendiri. Rokok-rokok (pemilik industri rokok) tersebut saling berlomba untuk menarik dan mengajak semua orang agar segera mejadi perokok sejati. Iklan rokok dengan bahasa yang indah (membujuk dan mengajak semua orang untuk jadi perokok) terpajang didepan mata dimana-mana; di gardu polisi lalulintas, pada jalan raya utama, di tempat keramaian anak-anak muda. Malah industri rokok tidak segan- segan bersedia menjai sponsor atau donator dari berbagai kegiatan sekolah selagi spanduk nama rokok mereka tidak lupa untuk dipajang.
Hingga dengan saat ini, pelarangan merokok secara ketat dan tegas memang masih hanya ditujukan pada kalangan pelajar di sekolah, seolah larangan itu hanya alasan status, bukan nilai dari perbuatan itu. Hal ini mungkin bagi sebagian kalangan akan memicu pertanyaan: kenapa hanya kalangan pelajar?, karena semestinya larangan itu sebenarnya ditujukan untuk semuanya. Namun jika kita mencermati, keputusan untuk memulai menerapkan aturan larangan merokok di lingkungan di sekolah adalah tepat, karena Sekolah adalah tempat yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai. Tentu harapannya adalah: nilai-nilai itu akan melekat kuat sejak di bangku sekolah hingga akhir hayatnya.
Masa remaja (usia sekolah) adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel (1978) menyatakan bahwa para remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah-masalah populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka, semisal rokok. Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka selama ini tanpa bantahan. Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada dan mempertimbangan lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan kepadanya. Sebagian besar para remaja mulai melihat adanya “kenyataan” lain di luar dari yang selama ini diketahui dan dipercayainya. Ia akan melihat bahwa ada banyak aspek dalam melihat hidup dan beragam jenis pemikiran yang lain. Baginya dunia menjadi lebih luas dan seringkali membingungkan, terutama jika ia terbiasa dididik dalam suatu lingkungan tertentu saja selama masa kanak-kanak.

Sumber-sumber informasi dalam penyusunan artikel ini
http://20517425.siap-sekolah.com/2012/01/26/119/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar